Lulusan Sekolah Vokasi dapat berkarir di segala bidang di seluruh Indonesia. Karena mahasiswa Sekolah Vokasi mempunyai kompetensi-kompetensi khusus maupun kompetensi umum. Contohnya Mampu memahami dan menerapkan nilai-nilai Agama dalam kehidupan, Mampu memahami dan menerapkan nilai-nilai Ke Gadjah Madaan berdasarkan Pancasila, Mampu memahami dan menerapkan nilai-nilai Kewarganegaraan Indonesia, Mampu berkomunikasi secara lisan dan tulis, Memiliki jiwa kepemimpinan, Memiliki jiwa enterpreneurship.
Program dilaksanakan selama 14 minggu persemester, dijalankan dengan sistem kredit. Setiap mata kuliah dimonitor pelaksanaannya melalui kehadiran dosen mengajar dan mahasiswa serta pencapaian materi yang diajarkan sesuai dengan silabus matakuliah. Setiap mahasiswa yang mengikuti mata kuliah praktek dan praktikum dinilai berdasarkan kompetensi yang dicapai melalui:
- Kuliah: ujian tengah semester, ujian akhir semester dan tugas-tugas kuliah.
- Praktek: tes tutorial, pre-test praktek dan laporan praktek.
- Magang: pre-test magang, penilaian selama magang (external evaluator), laporan magang dan presentasi hasil magang.
- Tugas Akhir: penilaian proposal, proses tugas akhir, membuat laporan tugas akhir dan presentasi tugas akhir.
Setiap akhir semester dilakukan evaluasi pelaksanaan perkuliahan oleh pengelola dengan melibatkan evaluasi dari mahasiswa melalui kuestioner. Kinerja dosen dievaluasi berdasarkan kuestioner.
Kebutuhan tenaga kerja terapan merupakan salah satu faktor penting bagi pengembangan agroindustri untuk menghadapi tantangan masa depan berupa era globalisasi dan perdagangan bebas. Ketersediaan tenaga kerja terapan yang sudah mempunyai pemahaman terhadap nilai-nilai kearifan lokal diharapkan dapat memperkuat kemandirian perekonomian dikancah nasional dan internasional.
Sekolah Vokasi UGM bertujuan menghasilkan lulusan yang profesional, mampu secara mandiri menguasai bidang kerjanya dengan baik, kreatif dalam mengembangkan manajemen industri ataupun yang lainnya, yang memiliki visi untuk memajukan negara Indonesiaa ini. Dan Sekolah Vokasi diharapkan dapat memiliki dedikasi yang tinggi. Karena untuk menjadi lembaga pendidikan tinggi terapan yang unggul, bermartabat dan mampu menghasilkan Sumber Daya Manusia profesional berjiwa Pancasila untuk Indonesia yang lebih baik kedepannya.
Dan dapat menyediakan pendidikan dan penelitian terapan untuk menghasilkan lulusan yang profesional sesuai tuntutan dunia kerja global. Ataupun melaksanakan pengabdian kepada masyarakat dan kerjasama dengan para pemangku kepentingan. Menyediakan lingkungan pembelajaran yang kondusif untuk membentuk kepribadian profesional yang memiliki komitmen pengembangan dan penerapan pengetahuan serta pengembangan ketrampilan bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Terselenggaranya program pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat berbasis terapan. Terselenggaranya pendidikan tinggi terapan yang unggul, bermartabat, dan bertata kelola baik sehingga mampu menghasilkan lulusan profesional yang diterima dan diakui mutunya oleh dunia kerja baik nasional maupun internasional. Tersedianya Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai penyelenggara terampil dan profesional pada bidang yang spesifik dan bersertifikat. Tersusunnya sistem manajemen administrasi baik akademik, keuangan, Sumber Daya Manusia (SDM) maupun aset yang tertib, efisien, efektif, transparan, dan akuntabel.
Terselenggaranya Pendidikan Vokasi yang menyelenggarakan program pendidikan diploma, magister dan doktor terapan. Terselenggaranya jaringan kerjasama dengan pemerintah, institusi pendidikan, dan para pengguna lulusan baik nasional maupun internasional.
Pengelolaan Program Diploma yang semula terintegrasi dengan Fakultas (yang mempunyai jalur pendidikan Akademik), ditata kelembagaanya yang menjadi sebuah intitusi yang bernama Sekolah Vokasi. Sekolah Vokasi, yang selanjutnya disebut SV adalah Lembaga Pendidikan Diploma sebagaimana yang dimaksud dalam Anggaran Rumah Tangga Universitas Gadjah Mada, merupakan unsur pelaksana akademik sederajat dengan Politeknik yang menyelenggarakan progrma pendidikan vokasi dan/ atau pendidikan profesi mencakup program Diploma pada jenjang DI, DII, DIII, DIV yang bersifat terminal.
Pendidikan Vokasi adalah pendidikan tinggi yang mempersiapkan peserta didik untuk menjadi manusia terdidik dan terampil, serta profesionla khususnya pada penguasaan bekal teknis.
Sekolah Vokasi bertujuan untuk menghasilkan lulusan yang memiliki ketrampilan dan keahlian terapan tertentu di bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, serta menghasilkan penelitian terapan dan kegiatan yang bermanfaat bagi masyarakat.
Jenis pendidikan yang diselenggarakan Sekolah Vokasi pada saat ini adalah pada jenjang Diploma III dan Diploma IV, dengan kompetensi sebagai berikut :
Program Diploma III diarahkan pada lulusan yang menguasai kemampuan dalam bidang kerja yang bersifat rutin maupun yang belum akrab dengan sifat-sifat maupun kontekstualnya, secara mandiri dalam pelakasanaan maupun tanggung jawab pekerjaanya, serta mampu melaksanakan pengawasan dan bimbingan atas dasar keterampilan manajerial yang dimilikinya.
Program Diploma IV diarahkan pada hasil lulusan yang memiliki kemampuan dalam melaksanakan pekerjaan yang kompleks, dengan dasar kemampuan profesionla tertentu, termasuk keterampilan merencanakan, melaksanakan kegiatan, memecahkan masalah dengan tanggung jawab mandiri pada tingkat tertentu, memiliki ketrampilan manajerial, serta mampu mengikuti perkembangan, pengetahuan dan teknologi di dalam bidang ke ahlianya.
Secara sederhana implementasi bisa diartikan pelaksanaan atau penerapan. Jadi Implementasi Pancasila dalam Kehidupan Kampus dapat dijabarkan menjadi penerapan nilai-nilai atau norma-norma Pancasila dalam kehidupan sehari-hari mahasiswa di kampus.
Implementasi pancasila dalam kehidupan kampus tidak jauh berbeda dengan kehidupan tatanan negara. Kampus juga harus memerlukan tatanan pembangunan seperti tatanan negara yaitu politik, ekonomi, budaya, hukum, dan atar umat manusia. Pembangunan yang merupakan realisasi dalam kampus untuk mencapai tujuan seluruh mahasiswa harus mendasarkan pada hakikat manusia sebagai subyek pelaksana sekaligus tujuan pembangunan. Karena hakikat manusia adalah sumber nilai bagi pembangunan pengembangan kampus itu sendiri.
Sesuatu di katakan nilai atau berharga jika sesuatu itu memberikan manfaat, atau berguna. Dengan nilai yang bernilai, bermanfaat, dan berguna. Nilai merupakan suatu ukuran, patoka, anggapan dan keyakinan yang menjadi panutan orang dan kelompok atau masyarakat tertentu. Sedangkan norma adalah aturan-aturan yang disertai dengan hukuman tertentu untuk mencapai nilai-nilai tersebut.
Nilai-nilai moral yang terkandung dalam pancasila pada hakikatnya adalah kesatuan moral bangsa Indonesia. Pancasila sebagai dasar falsafah negara berarti bahwa moral bangsa telah menjadi moral negara yaitu mengikat negara sekaligus mengandung arti telah menjadi sumber tertib negara dan sumber tertib hukum serta jiwa seluruh kegiatan negara dalam segala aspek kehidupan negara.
Pancasila merupakan moral, sekaligus mengandung arti sebagai norma. Pancasila sebagai norma terdiri dari lima norma sebagai tercantum pada lima sila pancasila, yang memiliki unsur-unsur bersama, sehingga dapat diterima oleh seluruh rakyat Indonesia. Pancasila sebagai moral pengikat seluruh bangsa Indonesia bahkan sebenarnya seluruh umat manusia di dunia karena nilai-nilai moral yang terkandung di dalam pancasila bersifat universal.
Pancasila menjadi sumber dari segala sumber hukun di Indonesia. Seluruh peraturan perundang-undangan mulai dari undang-undang dasar, peraturan pemerintah dan peraturan lainnya harus bersumber pada pancasila.
Refrensi :
http://sv.ugm.ac.id/main/profil/sejarah/
http://sv.ugm.ac.id/main/profil/visi-dan-misi/